Wednesday, December 5, 2012

perangkat Eksternal dan Interrupt( Interupsi ).docx



Perangkat Eksternal
- Sistem komputer tidak akan berguna tanpa adanya peralatan input dan output. Operasi-operasi I/O diperoleh melalui sejumlah perangkat eksternal yang menyediakan alat untuk pertukaran data di antara lingkungan luar dan komputer.Human-Readable : cocok untuk berkomunikasi dengan pengguna komputer.
- Machine-Readable : cocok untuk berkomunikasi dengan peralatan.
- Communication : cocok untuk berkomunikasi dengan perangkat jarak jauh.
Interface ke modul I/O adalah dalam bentuk signal-signal control, status dan data. Data berbentuk sekumpulan bit untuk dikirimkan ke modul I/O atau diterima dari modul I/O. Control Signal menentukan fungsi-fungsi yang akan dilakukan perangkat, seperti mengirimkan data ke modul I/O (INPUT atau READ), menerima data dari modul I/O (OUTPUT atau WRITE), report status, atau membentuk fungsi kontrol tertentu ke perangkat. Signal status menandai status perangkat. Misalnya READY/NOT READY untuk menunjukan kesiapan perangkat untuk mengirimkan data.
Control logic berkaitan dengan perangkat yang mengontrol operasi perangkat dalam memberikan respons yang berasal dari modul I/O. Transducer mengubah data dari energi listrik menjadi energi lain selama berlangsungnya output dan dari bentuk energi tertentu menjadi energi listrik selama berlangsungnya input. Umumnya, suatu buffer dikaitkan dengan transducer untuk menampung sementara data yang ditransfer di antara modul I/O dan dunia luar. Ukuran buffer yang umum adalah 8 hingga 16 bit.
Keyboard/Monitor
Disk Drive
Sebuah disk drive terdiri dari perangkat elektronik untuk pertukaran signal-signal data, control dan status dengan modul I/O dan perangkat elektronik untuk mengontrol mekanisme pembacaan/penulisan disk. Pada fixed-head disk, transduser mampu melakukan konversi dari pola-pola magnetic pada permukaan disk yang bergerak menjadi bit-bit pada buffer perangkat. Disk yang head-nya bergerak juga harus dapat memindahkan lengan disk secara radial menjauhi dan mendekati permukaan disk.
I/O Terprogram
Terdapat tiga buah teknik yang dapat digunakan dalam operasi I/O. Pada I/O terprogram, data saling dipertukarkan antara CPU dengan modul I/O. CPU mengeksekusi program yang memberikan operasi I/O kepada CPU secara langsung, termasuk status perangkat pengindera, pengiriman perintah pembacaan atau penulisan dan pemindahan data. Ketika CPU mengeluarkan perintah ke modul I/O, maka CPU harus menunggu sampai operasi I/O selesai. Apabila CPU lebih cepat dibandingkan modul I/O maka hal ini akan membuang-buang waktu CPU. Dengan menggunakan interrupt driven I/O, CPU mengeluarkan perintah CPU dilanjutkan dengan mengeksekusi instruksi-instruksi lainnya dan diinterupsi oleh modul I/O apabila instruksi-instruksi tersebut telah selesai dilaksanakan. Dengan menggunakan I/O terprogram dan I/O interrupt maka CPU bertanggungjawab atas pengeluaran data dari memori utama untuk keperluan output dan penyimpanan data di dalam memori utama untuk keperluan input. Alternatifnya dikenal sebagai direct memory access (DMA). Dalam mode ini, modul I/O dan main memori saling bertukar data secara langsung tanpa melibatkan CPU.
Perintah-perintah I/O
Untuk mengeksekusi instruksi yang berkaitan dengan I/O, CPU menerbitkan sebuah alamat yang menspesifikasikan modul I/O dan perangkat eksternal tertentu, dan sebuah perintah I/O. terdapat empat jenis perintah I/O yang akan diterima modul I/O ketika modul tersebut dialamati oleh CPU. Perintah-perintah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai control, test, read dan write.
1. Perintah control digunakan untuk mengaktivasi peripheral dan memberitahunya tentang tugas yang harus dilaksanakannya.
2. Perintah test digunakan untuk menguji bermacam-macam kondisi status yang berkaitan dengan modul I/O dan perangkat peripheralnya.CPU perlu mengetahui bahwa peripheral yang dimaksud berada dalam keadaan aktif dan dapat digunakan. CPU juga perlu mengetahui apakah operasi I/O yang terkini telah selesai dan terjadinya error.
3. Perintah read mengakibatkan modul I/O akan mendapatkan sebuah butir data dari peripheral dan menaruhnya didalam buffer internal (register). Kemudian CPU akan memperoleh butir data dengan memintanya yang ditaruh modul I/O pada bus data.
4. Perintah write menyebabkan modul I/O mengambil data (byte atau word) dari bus data dan kemudian mentransmisikan butir data itu ke peripheral.

Instruksi-instruksi I/O
Dengan menggunakan I/O terprogram, terdapat hubungan yang erat antara instruksi I/O yang diambil CPU dari memori dengan perintah I/O yang dikeluarkan CPU ke modul I/O untuk mengeksekusi instruksi. Bentuk instruksi bergantung pada cara pengalamatan perangkat eksternal.
Umumnya, akan banyak terdapat perangkat I/O yang terhubung melalui modul I/O ke system. Setiap perangkat diberi pengenal (identifier) atau alamat yang unik. Pada saat CPU mengeluarkan perintah I/O, perintah akan berisi alamat perangkat yang diinginkan. Jadi setiap modul I/O harus menginterpretasikan saluran alamat untuk menentukan apakah perintah itu ditujukan untuk dirinya atau bukan.
Ketika CPU, memori utama dan I/O menggunakan bus umum secara bersama-sama maka akan dimungkinkan penggunaan dua mode pengalamatan :
1. memori yang dipetakan (memori-mapped I/O)
2. memori yang terisolasi (isolated memori)
Dengan menggunakan memori-mapped I/O, terdapat ruang alamat tunggal untuk lokasi memori dan perangkat I/O. Dengan menggunakan memori-mapped I/O, diperlukan saluran baca tunggal dan saluran tulis tunggal pada bus. Alternatifnya, bus dapat dilengkapi dengan saluran pembacaan dan penulisan memori ditambah saluran perintah output. Karena ruang alamat bagi I/O diisolasi dari ruang alamat bagi memori maka teknik ini dikenal sebagai I/O terisolasi.
Bagi sebagian besar jenis CPU, terdapat sejumlah perintah yang berbeda untuk keperluan pembuatan referensi memori. Bila I/O terisolasi digunakan maka hanya akan terdapat sedikit instruksi I/O. Jadi, keuntungan memori-mapped I/O adalah bahwa suatu koleksi besar instruksi ini dapat digunakan, yang mana memungkinkan lebih efisiennya pemrograman. Kerugiannya adalah ruang memori alamat yang berharga akan habis terpakai. Baik memori-mapped I/O maupun I/O terisolasi digunakan secara luas.
Interrupt-driven I/O
Masalah yang dijumpai dalam I/O terprogram adalah bahwa CPU harus menunggu modul I/O yang diinginkan agar siap baik untuk menerima maupun untuk mengirimkan data dalam waktu yang relative lama. Pada saat menunggu, CPU harus berulang-ulang menanyakan status modul I/O. Akibatnya, tingkat kinerja system keseluruhan mengalami penurunan yang tajam.
Alternatifnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/O ke modul dan kemudian mengerjakan pekerjaan lainnya. Kemudian modul I/O akan menginterupsi CPU untuk meminta layanan modul telah siap untuk saling bertukar data dengan CPU. Setelah itu CPU akan mengeksekusi pengiriman data, seperti sebelumnya, dan dilanjutkan menyelesaikan proses sebelumnya.
Mari kita perhatikan cara kerja tersebut, pertama-tama dari sudut pandang modul I/O. Pada input, modul I/O menerima perintah READ dari CPU. Kemudian modul I/O memproses pembacaan data dari peripheral tertentu. Sekali data telah berada dalam register data modul, modul mengeluarkan signal interrupt ke CPU melalui saluran control. Kemudian modul akan menunggu hingga datanya diminta oleh CPU. Pada saat permintaan itu terjadi, modul menaruh datanya pada bus data dan modul akan siap melakukan pekerjaan lainnya.
Dari sudut pandang CPU, kegiatan input adalah sebagai berikut. CPU mengeluarkan perintah READ. Kemudian CPU berhenti mengeluarkan perintah dan melanjutkan pekerjaan lainnya. Pada akhir setiap siklus instruksi, CPU memeriksa interrupt. Ketika interrupt dari modul I/O terjadi, CPU menyimpan context (misalnya penghitung program dan register CPU) program yang sedang berlangsung dan memproses interrupt. Dalam hal ini, CPU membaca word data dari modul I/O dan menyimpannya didalam memori. Kemudian CPU menyimpan context program yang sedang dikerjakannya dan melanjutkan eksekusi.
Pengolahan Interrupt
Adanya interrupt memicu sejumlah kejadian, baik pada hardware prosesor maupun pada software. Pada saat perangkat I/O telah menyelesaikan sebuah operasi I/O, maka urutan kejadian hardware dibawah ini akan terjadi :
1. Perangkat akan mengeluarkan signal interrupt ke CPU.
2. Prosesor menyelesaikan eksekusi instruksi yang sedang dilakukan sebelum memberikan responsnya terhadap interrupt.
3. Prosesor memeriksa interrupt, apakah ada atau tidak.
4. Sekarang prosesor perlu mempersiapkan pengontrolan transfer ke routine interrupt. Prosesor perlu menyimpan informasi. Informasi minimum yang diperlukan adalah (a) status prosesor, yang berisi register yang dipanggil program status word (PSW), dan (b) lokasi instruksi berikutnya yang akan dieksekusi, yang terdapat pada penghitung program. Informasi-informasi ini dapat ditaruh ke dalam stack pengontrol system.
5. Setelah itu prosesor dapat memuat penghitung program dengan lokasi entri dan program penanganan interrupt yang akan memberikan respon ke interrupt ini.
6. Penghitung program dan PSW yang berkaitan dengan program yang di interrupsi telah disimpan didalam stack system.
7. Setelah itu interrupt handler dapat menjalankan proses interrupt.
8. Apabila pengolahan interrupt telah selesai, nilai-nilai register yang tersimpan diambil kembali dari stack dan selanjutnya disimpan ke register.
9. Menyimpan kembali PSW dan nilai penghitung program dari stack.
Direct Memory Access
Kekurangan I/O Terprogram dan Interrupt-Driven I/O
Walaupun lebih efisien dibandingkan dengan I/O Terprogram yang sederhanan, interrupt-driven I/O masih memerlukan campur tangan CPU secara aktif untuk melakukan transfer data antara memori dengan modul I/O dan transfer data harus melalui lintasan via CPU. Jadi kedua bentuk I/O mengalami dua hal yang mengganggu :
1. Kelajuan transfer I/O dibatasi oleh kecepatan yang pada kecepatan itu CPU dapat menguji dan melayani perangkat.
2. CPU ditentukan oleh pengaturan transfer I/O; sejumlah instruksi harus dieksekusi bagi setiap transfer I/O nya.
Terdapat semacam trade-off antara kedua masalah ini. Misalkan suatu transfer blok data. Dengan menggunakan I/O terprogram sederhana, CPU didedikasikan untuk tugas I/O dan dapat memindahkan data dengan kelajuan yang agak lebih tinggi, dengan resiko tidak dapat mengerjakan tugas lainnya. I/O interrupt membebaskan CPU dengan mengobarkan kelajuan transfer I/O. walaupun begitu, kedua metode tersebut memiliki dampak yang buruk terhadap aktivitas CPU dan laju transfer I/O.
Ketika data yang bervolume besar akan dipindahkan, diperlukan teknik yang lebih efisien: direct memory access (DMA)
Fungsi DMA
DMA meliputi modul-modul tambahan pada bus system. Modul DMA mampu menirukan CPU, bahkan mengambil alih control system dari CPU. Teknik ini bekerja sebagai berikut. Pada saat CPU ingin membaca atau menulis blok data, CPU mengeluarkan perintah ke modul DMA, dengan mengirimkan ke modul DMA informasi berikut ini :
- Read atau write yang diminta.
- Alamat perangkat I/O yang dilibatkan.
- Lokasi awal dalam memori untuk membaca atau menulis.
- Jumlah word yang akan dibaca atau ditulis.
Kemudian CPU melanjutkan pekerjaan lainnya. CPU telah mendelegasikan operasi I/O ini kepada modul DMA, dan modul itu akan menjalankan tugasnya. Modul DMA memindahkan seluruh blok data, word per word, secara langsung ke memori atau dari memori, tanpa harus melalui CPU. Ketika pemindahan ini telah selesai, modul DMA akan mengirimkan signal interrupt ke CPU. Sehingga CPU hanya akan dilibatkan pada awal dan akhir pemindahan saja.
Jumlah siklus yang dibutuhkan dapat banyak dikurangi dengan mengintegrasikan antara modul DMA dengan fungsi-fungsi I/O. Terdapat sebuah lintasan antara modul DMA dan sebuah atau lebih modul I/O yang tidak melibatkan bus system. Sebenarnya logic DMA dapat merupakan bagian dari modul I/O atau merupakan bagian yang terpisah yang dapat mengontrol sebuah atau lebih modul I/O. Konsep ini dapat dilanjutkan dengan menghubungkan modul-modul I/O ke modul DMA dengan menggunakan sebuah bus I/O. Hal ini akan mengurangi jumlah interface I/O didalam modul DMA menjadi satu buaah dan akan memberikan kemudahan untuk pengembangan konfigurasi. Dalam keseluruhan kasus ini, bus system yang digunakan bersama oleh modul DMA dengan CPU dan memori dapat digunakan oleh modul DMA dengan CPU dan memori dapat digunakan oleh modul DMA hanya untuk pertukaran data dengan memori. Pertukaran data antara modul DMA dengan modul I/O akan terjadi di luar system bus.
Saluran I/O dan Prosesor
Evolusi Fungsi I/O
Dengan berkembangnya system computer, terdapat kecenderungan meningkatnya kompleksitas dan kecanggihan komponen-komponen. Tidak aada yang lebih nyata selain perkembangan dalam fungsi I/O. kita telah mengetahui bagian evolusi tersebut. Langkah-langkah evolusi ini dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
1. CPU mengontrol peripheral secara langsung. Hal ini terlihat dari perangkat yang dikontrol oleh mikroprosesor yang sederhana.
2. Ditambahkannya sebuah pengontrol atau modul I/O. CPU menggunakan I/O terprogram tanpa menggunakan interrupt. Pada langkah ini, CPU menjadi sesuatu yang terpisah dari detail tertentu interface-interface perangkat eksternal.
3. Konfigurasinya sama seperti pada langkah 2, namun sekarang interrupt digunakan. CPU tidak memerlukan waktu untuk menunggu terbentuknya operasi I/O, yang berarti hal ini akan meningkatkan efisiensi.
4. Modul I/O diberi akses langsung ke memori melalui DMA. Sekarang modul I/O dapat memindahkan blok data ke memori atau dari memori tanpa melibatkan CPU, kecuali pada awal dan akhir pemindahan.
5. Modul I/O ditingkatkan kemampuannya menjadi sebuah prosesor yang memiliki kemampuan sendiri, yang menggunakan instruksi tertentu untuk I/O tertentu. CPU mengarahkan prosesor I/O untuk mengeksekusi suatu program I/O di dalam memori. Prosesor I/O mengambil dan mengeksekusi instruksi-instruksi ini tanpa adanya campur tangan CPU. Hal ini memungkinkan CPU untuk menentukan rangkaian aktivitas I/O dan hanya akan diinterrupsi bila seluruh rankaian aktivitas telah terbentuk.
6. Modul I/O memiliki memori lokalnya sendiri dan merupakan sebuah computer yang memiliki tugasnya sendiri. Dengan arsitektur seperti ini, perangkat I/O dalam jumlah yang banyak dapat dikontrol, dengan keterlibatan CPU yang minimal. Penggunaan arsitektur seperti itu adalah untuk mengontrol komunikasi dengan terminal yang interaktif. Prosesor I/O dapat menjalankan sebagian besar tugasnya yang melibatkan pengontrolan CPU.
Karakteristik Saluran I/O
Saluran I/O merepresentasikan pengembangan konsep DMA. Saluran I/O memiliki kemampuan untuk mengeksekusi instruksi I/O, yang memberikan control sepenuhnya terhadap operasi-operasi I/O. Instruksi-instruksi itu dapat disimpan di dalam memori utama untuk selanjutnya dapat dieksekusi oleh prosesor yang terdapat di dalam saluran I/O itu sendiri. Jadi, CPU akan memulai pemindahan I/O dengan menginstruksikan saluran I/O untuk mengeksekusi program di dalam memori. Program akan menentukan perangkat, daerah memori untuk menyimpan, prioritas dan aksi yang akan diambil bagi status error tertentu. Saluran I/O akan mengikuti instruksi-instruksi dan control-kontrol transfer data ini.
Terdapat dua jenis saluran I/O yang umum dipakai :
1. Selector Channel mengontrol sejumlah perangkat berkecepatan tinggi dan selalu di dedikasikan bagi transfer data dengan salah satu perangkat tersebut. Jadi, saluran I/O memilih sebuah perangkat dan akan mempengaruhi pemindahan data. Setiap perangkat atau perangkat dalam jumlah sedikit akan ditangani oleh sebuah controller, atau modul I/O yang mana lebih menyerupai modul I/O. Sehingga, saluran I/O menggantikan fungsi CPU dalam hal mengontrol controller-controller tersebut.
2. Multiplexor Channel menerima atau mentransmisikan secepat mungkin ke beberapa perangkat. Untuk perangkat yang berkecapatan tinggi, block multiplexor akan menyebarkan blok data yang berasal dari beberapa perangkat.
Interface Eksternal
Jenis Interface
Interface ke peripheral dari sebuah modul I/O harus disesuaikan dengan sifat dan operasi peripheral. Salah satu karakteristik utama interface adalah serial atau parallel. Pada interface parallel, terdapat sejumlah saluran yang terhubung ke modul I/O dan peripheral, dan sejumlah bit dipindahkan secara simultan, seperti halnya seluruh bit dari word dipindahkan secara simultan melalui bus data. Sedangkan pada interface serial, hanya terdapat saluran yang digunakan untuk mentransmisikan data dan bit-bit harus ditransmisikan satu per satu. Interface parallel umumnya digunakan untuk berkecepatan tinggi seperti pita dan disk. Interface serial umum digunakan untuk printer dan terminal.
Pada kedua jenis interface diatas, modul I/O harus membentuk dialog dengan peripheral. Secara umum, dialog untuk operasi penulisan adalah sebagai berikut :
1. Modul I/O mengirim signal control yang meminta izin untuk mengirim data.
2. Peripheral memberitahukan permintaan itu.
3. Modul I/O memindahkan data (satu word atau blok tergantung peripheral)
4. Peripheral memberitahukan penerimaan data.
Kunci operasi modul I/O adalah buffer internal yang dapat menyimpan data yang dilewatkan di antara peripheral dan komponen-komponen system lainnya. Buffer ini memungkinkan modul I/O untuk mengkompensasi perbedaan kecepatan antara bus system dengan saluran internalnya.
Konfigurasi Point-to-Point dan Multipoint
Koneksi antara modul I/O di dalam sebuah system computer dan perangkat eksternal dapat berbentuk point-to-point atau multipoint. Interface point-to-point memiliki saluran dedicated antara modul I/O dan perangkat eksternal. Pada system yang kecil (PC dan Workstation), umumnya link point-to-point meliputi link dengan keyboard, printer dan modem eksternal.
Yang berkembang menjadi semakin penting adalah interface eksternal multipoint, yang digunakan untuk mendukung perangkat penyimpan berukuran besar (drive disk dan pita) dan perangkat multimedia (CD-ROM, video, audio). Interface multipoint berada di bawah kendali bus-bus eksternal dan menunjukan jenis logic yang sama seperti bus-bus.
Small Computer System Interface (SCSI)
Sebuah contoh interface yang baik untuk perangkat peripheral eksternal adalah SCSI. Konfigurasi SCSI umumnya berkaitan dengan bus, walaupun pada kenyataannya perangkat-perangkat tersebut dihubungkan berupa daisy-chain. Perangkat SCSI memiliki dua buah konektor, konektor untuk input dan konektor untuk output. Seluruh perangkat dihubungkan, dan salah satu ujungnya dihubungkan dengan computer host. Seluruh perangkat berfungsi secara independent dan dapat bertukar data satu sam lainnya dan dengan system host. Misalnya sebuah hard disk dapat membuat back-up-nya sendiri ke tape drive tanpa melibatkan host prosesor. Data dipindahkan dalam bentuk paket-paket pesan.
Versi-versi SCSI
Spesifikasi SCSI yang orisinal, yang sekarang disebut SCSI-1 dibuat pada awal 1980-an. SCSI-1 memiliki 8 saluran data dan beroperasi pada kecepatan 5 MHz, atau laju data 5 MByte/detik. Sekarang SCSI-1 memungkinkan sampai tujuh perangkat untuk dihubungkan secara daisy-chain dan disambungkan ke system host.
Pada 1992, diperkenalkan peningkatan spesifikasi yang dikenal sebagai SCSI-2. Perubahan yang sangat penting adalah ekspansi saluran data optional menjadi 16 atau 32 dan peningkatan kecepatan menjadi 10 MHz. Hal ini menyebabkan laju data maksimum 20 atau 40 MByte/detik.
Penelitian yang sedang dilakukan saat ini adalah pembuatan spesifikasi SCSI-3 yang akan mendukung kecepatan yang jauh lebih tinggi.
Signal dan Fase
Seluruh pertukaran signal pada bus SCSI terjadi antara inisiator dan target. Umumnya system host merupakan inisiator dan peripheral controller sebagai target, namun beberapa perangkat dapat dianggap sebagai salah satu dari keduanya. Pada sembarang kasus, seluruh aktivitas pada bus terjadi dalam rangkaian fase. Fase-fase tersebut adalah :
- Bus Free : mengindikasikan bahwa tidak terdapat perangkat yang menggunakan bus dan bahwa bus siap digunakan.
- Arbitration : mengizinkan sebuah perangkat untuk mendapatkan control bus sehingga perangkat tersebut dapat mengawali atau melanjutkan proses I/O.
- Selection : mengizinkan sebuah inisiator memilih target untuk membentuk suatu fungsi seperti perintah write atau read.
- Reselection : mengizinkan target tersambung lagi dengan inisiator untuk melanjutkan operasi yang sebelumnya dimulai oleh inisiator namun dihentikan oleh target.
- Command : mengizinkan target meminta transfer data dari inisiator dari target (Data In) atau dari inisiator ke target (Data Out).
- Status : mengizinkan target meminta informasi status dikirimkan dari target ke inisiator.
- Message : mengizinkan target meminta transfer satu atau lebih pesan ke inisiator dari target (Message In) atu dari inisiator ke target (Message Out).
Sebuah feature penting SCSI adalah kemampuan reselection (pemilihan ulang). Bila sebuah perintah dikeluarkan yang membuttuhkan beberapa saat untuk selesai, maka target dapat melepaskan bus dan menghubungkan kembali dengan inisiator beberapa saat kemudian. Misalnya, sebuah host dapat mengeluarkan suatu perintah tanpa tergantung pada bus.





Interrupt atau interupsi adalah proses dalam komputer untuk meminta dilayani oleh mikroprosesor sesuai dengan tingkat prioritasnya yang telah diatur sedemikian rupa oleh sistem hardware computer. CPU banyak melaksanakan routin untuk melakukan pelayanan pemrosesan ataupun koordinasi kepada IC penunjang atau chipset dan peripherals pada saat diperlukan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEza-QRysPcfS1yjW7AQ0Uu96f6jri12ikgJOS1jHFkTrkCsf8KmoMmhhndS6TlNfmlx-vJ0j9LosJNkyavq0pdKYLmkD7qeDRON7oAodfYIbz0hXWP-tVHKDNV8UeuNVCdyRcnjDsPB7z/s320/interrupt-hardware.gif

Sehingga CPU dapat melakukan operasi dengan 2 cara yaitu :
1. Operasi dengan polling 
2. Opreasi dengan interrupt
Operasi dengan polling berarti CPU selalu terus menerus menanyakan/ memantau ke tiap-tiap komponen penunjang satu persatu meskipun komponen itu sedang tidak memerlukan pelayanan.
Sedangkan operasi interrupt atau interupsi dilakukan oleh tiap-tiap komponen kepada CPU bilamana memerlukan pelayanan pemrosesan, sehingga CPU tidak terus-menerus menanyakan /memantau komponen itu. Setiap interupsi yang datang di kontrol oleh interrupt controller di luar CPU. Dalam keadaan CPU terkena interupsi, maka CPU untuk sesaat menghentikan kegiatan pelayanan utama dan beralih melayani komponen yang menginterupsinya. Setelah selesai dilayani CPU kembali melakukan pelayanan utamanya.
Cara interupsi sangat meningkatkan effisiensi operasi CPU dan melakukan tugasnya dengan cepat.
Interupsi dapat dilakukan dengan cara hardware dan software, sehingga CPU dapat menerima 3 macam interupsi antara lain :
Interupsi software (instruksi INT nH n= bilangan 00H s/d FFH)
Non Maskable Interrupt (Interupsi hardware dimana interupsi ini mutlak tidak dapat dicegah karena berasal dari sistem board atau IC.
Maskable Interrupt (berasal dari hardware melalui pin INTR) yang dapat ditutup atau dicegah dengan instruksi CLI berasal dari interupsi perangkat lunak.
Interupsi software terdiri dari 256 dan diberi nomor 00H hingga FFH. Alamat awal masing-masing program pelayanan terdiri dari 4 byte, 2 byte untuk Code Segment dan 2 byte untuk Instruction Pointer.
Dalam pemrograman assembler kita dapat melakukan interupsi secara software dengan perintah INT yang dapat dilihat dalam tabel interupsi.

Interrupt Software dalam PC terbagi dua yaitu :
1.Interrupt BIOS (Basic Input Output Sistem) 
2. Interrupt DOS (Disk Operating Sistem)
Interrupt BIOS diwujudkan dalam bentuk interupsi software berjumlah 32 dan akses pelayanannya tinggal memerintahkan dengan instruksi INT nH asal parameternya diwajibkan telah terpenuhi dahulu. INT nH terdiri dari 00H sampai 1FH yang disusun berurutan dan diberi servis number (nomor pelayanan) tersendiri.
Interrupt DOS merupakan interupsi dari software Sistem Operasi terdiri dari INT 20H untuk kembali ke DOS dan INT 21H untuk operasi Input/Output.
Kejadian-kejadian sinkron yang merupakan tanggapan pemroses terhadap kondisi-kondisi tertentu yang memerlukan perhatian. Sebuah setting hardware yang menjalankan perintah-perintah dalam sistem komputer.
Interrupt secara harfiah dalam bahasa Indonesianya diartikan sebagai selaan, menyela, atau menjegal, atau istilah kerennya disebut dengan interupsi.
Interrupt bisa diibaratkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu proses berjalan, namun belum selesai proses tersebut melakukan tugasnya, sudah dilaksanakan lagi proses lainnya.
Ibaratnya begini, ketika anda sedang melakukan suatu pekerjaan, katakanlah membaca sebuah buku, belum selesai buku tersebut anda tamatkan, lalu telepon anda berbunyi, sehingga anda melakukan percakapan terlebih dahulu melalui telepon tersebut. Setelah pembicaraan selesai, anda melanjutkan membaca buku tadi. menerima telepon di dalam kejadian tersebut disebut dengan menyela.
Begitu juga dengan proses yang terjadi pada komputer. Apabila sebuah komputer melakukan prosesnya tanda ada gangguan, tentu komputer tersebut dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan serius khusus untuk satu pekerjaan yang sedang dikerjakannya. Dalam kondisi demikian, komputer anda melakukan tugasnya yang disebut dengan primitive batch processing. Pekerjaan seperti ini digunakan oleh komputer pada komputer zaman awal-awal ditemukannya. Dimana komputer tidak bisa mengerjakan beberapa program sekaligus dalam waktu bersamaan, sampai satu pekerjaan selesai dikerjakan, maka baru dia bisa berpindah ke pekerjaan lainnya.
Komputer terkini, memiliki kemampuan interrupt ini. Penulis melakukan pengetikkan naskah ini sambil mendengarkan musik yang terpasang pada notebook yang digunakan, tidak jarang komputer ini juga sambil terhubung dengan internet untuk membuka halaman web atau mengambil beberapa data yang ada di internet.
Anda tentu juga tidak jarang mengalami hal dengan interrupt ini, katakanlah, ketika mengetikkan SMS ternyata ada telpon yang masuk, anda terima dulu telpon tersebut, lalu setelahnya anda lanjutkan pengetikan SMS tadi.
Untuk memungkinkan terjadinya interrupt ini pada sistem komputer, CPU memiliki suatu jalur khusus terhadap suatu chip pengatur interrupt eksternal (bagian dari chipset), yang berisi database sederhana yang dikenal dengan interrupt vectors.
Ketika sebuah interrupt terjadi pada chip, maka CPU menyimpan informasi terakhir yang dia kerjakan, berulah dia mengerjakan sesuai dengan informasi yang ada pada interrupt vector tesebut. Interrupt vector ini sebenarnya hanya sebuah nama pemanis yang berisi informasi tentang selaan yang terjadi, kalau dibelah lebih dalam lagi, isinya adalah berupa tabel yang berisi angka-angka). Pada interrupt vector inilah ditemukan kemana dan apa proses berikutnya yang harus dilaksanakan oleh komputer. Ketika pekerjaan interrupt tadi selesai dilaksanakan, maka komputer melakukan pelacakan kembali apa pekerjaan sebelumnya yang sedang dilaksanakannya.
Prioritas dalam interrupt
Dalam penerimaan suatu interrupt ini, komputer membagi interrupt tersebut dalam berbagai level, tergantung dari CPU yang digunakan. Misalnya pada komputer yang digunakan untuk pekerjaan yang cukup membutuhkan konsentrasi dari CPU, maka CPU tersebut memungkinkan untuk mengabaikan interrupt yang prioritasnya rendah, katakanlah pengetikkan yang dilakukan oleh seorang user melalui keyboard, namun komputer tersebut akan memberikan respon yang sangat cepat apabila terjadi gangguan pada memori yang digunakannya.
Interupsi terjadi bila suatu perangkat M/K ingin memberitahu prosesor bahwa ia siap menerima perintah, output sudah dihasilkan, atau terjadi error.

Penanganan Interupsi
Ada beberapa tahapan dalam penanganan interupsi:
  1. Controller mengirimkan sinyal interupsi melalui interrupt-request-line
  2. Sinyal dideteksi oleh prosesor
  3. Prosesor akan terlebih dahulu menyimpan informasi tentang keadaan state-nya (informasi tentang proses yang sedang dikerjakan)
  4. Prosesor mengidentifikasi penyebab interupsi dan mengakses tabel vektor interupsi untuk menentukan interrupt handler
  5. Transfer kontrol ke interrupt handler
  6. Setelah interupsi berhasil diatasi, prosesor akan kembali ke keadaan seperti sebelum terjadinya interupsi dan melanjutkan pekerjaan yang tadi sempat tertunda.

Fungsi System Operasi pada Komputer.docx

Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi.
Sistem Operasi melakukan semua tugas-tugas penting dalam komputer, dan menjamin aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar. Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu.
Fungsi-fungsi Sistem Operasi pada Komputer meliputi:
1.Pengaturan Processor, yaitu mengatur processor untuk dapat dijalankan oleh sistem komputer.
2.Pengaturan Memori, yaitu mengatur pembagian dan mengirimkan instruksi dari memori utama dan tempat penyimpanan lain ke sistem komputer.
3.Pengaturan Input/Output, yaitu koordinasi dan penugasan dari berbagai perangkat input/output ketika satu atau lebih program sedang dieksekusi atau dijalankan.
4.Pengaturan File, yaitu mengatur penyimpanan file dari berbagai tempat ke perangkat penyimpanan lainnya. Juga memungkinkan semua file dapat dengan mudah diubah dan dimodifikasi dengan menggunakan text editor atau dengan lainnya.
5.Menjalankan sistem prioritas, yaitu menentukan urutan pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam sistem komputer, mulai dari yang paling utama, lalu yang kedua, dan seterusnya.
6.Interpretasi atau penerjemahan perintah-perintah dan instruksi-instruksi.
Sebagai fasilitas komunikasi yang mudah antara sistem komputer dan komputer operator (manusia).
7.Bertanggung jawab atas keamanan data dan integritas

Sunday, December 2, 2012

Fungsi Tombol pada Keyboard....

Selamat siang para blogger sejati....alhamdulillah bisa sahre lagi.......kali ini saya akan berbagi artikel tentang fungi tombol pada keyboard PC.....mungkin ada sebagian yang belum tau....dah,,,,, gx usah panjang lebar ....lansung aja.............
1. CTRL + A (all): Memblok Data secara keseluruhan pada jendela yg aktif dan biasanya ini juga berlaku pada semuanya yang
berbasis OS WIN

2. CTRL + B (bold) : menebalkan huruf

3. CTRL + C (copy) : berfungsi untuk memberi perinntah pada data tersebut menggandakan diri dengan cara di BLOK terlebih dahulu

4. CTRL + V (paste) : perintah cepat untuk menempelkan berkas yang sebelumnya telah diberi perintah secara tersendiri. seperti Ctrl+c dll

5. CTRL + F (find) : perintah untuk mencari yang diinginkan. setelah ditekan tombol tersebut maka akan muncul pop up ll kalian isi deh pada kolomnya, kata apa yg kalian cari ll enter

6. CTRL + G (go) : berfungsi untuk menuju halaman yang kita kehendaki pada lembar kerja

7. CTRL + H : berfungsi mengganti kata yang ingin kalian ganti secara serentak . Setelah popup perintah tersebut keluar, kalian isi kolom yg atas dgn kata yg ingin diganti, ll pada kolom dibawahnya kalian isi dgn kata sebagai penggantinya

8. CTRL + I (italic) : berfungsi untuk membuat huruf yang kita pilih menjadi miring.

9. CTRL + J (justify) : berfungsi membuat tulisan pada dokumen kita menjadi rapi, rata kiri juga rata kanan

10. CTRL + K: pernah liat nggak kalimat atau kata yg ada linknya. Jd ketika kata/kalimat tsb kita klik maka akan menuju pada dokumen yg menjadi link dan terbuka. caranya pilih tempat yg akan mau kita jadikan tempat link, ll kasih perintah ctrl k, nah akan muncul tu popup yg meminta file mana yg akan dijadikan linknya... lalu ok dah

11. CTRL + L : digunakan meratakan halaman ke sebelah kiri

12. CTRL + R : meratakan halaman kesebelah kanan

13. CTRL + M : menggeser paragraf.... coba aja deh dan lihat pada rulernya diatas, apa perbedaannya dgn perintah TAB...

14. CTRL + N : berfungsi untuk membuat dokumen baru

15. CTRL + O : berfungsi membuka file

16. CTRL + P: perintah cepet tuk mencetak dokumen

17. CTRL + Q : Perintah untuk memberikan paragrahf menjadi 1. coba sendiri ya kalau bingung

18. CTRL + T: hampir mirip dgn ctrl m namun ada perbedaannya. coba lakukan dan lihat perbedaannya pada ruler diatas dokumen

19. CTRL + U : berfungsi untuk memberi garis bawah pada kalimat/kata yg sudah kita pilih

20. CTRL + W: perintah cepet untuk menutup halaman

21. CTRL + X : perintah cut atau move ll kalian eksekusi dgn perintah ctrl v, tapi tentukan dulu tempat yg kalian inginkan

22. CTRL + Y : memberi perintah redo (kebalikan undo)

23. CTRL + Z : memberi perintah untuk membatalkan perintah sebelumnya yg sudah kita berikan... munduuuuuuuur.

Monday, November 12, 2012

Cara Instalasi NetBeands IDE 7.0.1 pada Windows 7

panduan penginstalan NetBeands IDE 7.0.1 :
  1. Unduh File jdk-6u29-nb-7_0_1-windows-ml, bisa dicari di google.
  2. Di sarankan menggunakan file installer diatas karena file tersebut telah menjadi sadi satu paket.
  3. Setelah selesai mengunduh, kemudian install file tersebut.
  4. Kemudian akan muncul jendela seperti gambar berikut.
  1. Setelah konfigurasi selesai, klik Next untuk melanjutkan penginstalan. Lihat gambar dibawah.
  1. Pilih option “I accept the terms in the license agreement..”, kemudian klik Next
  2. Tentukan tempat lokasi instalan JDK setelah di install, misalnya diletakkan pada drive C.
  3. Tentukan tempat lokasi instalan NetBeans dan JDK, setelah selesai klik Next.
  4. NetBeans dan JDK siap diinstal, klik Install.
  5. Tunggu proses penginstalan sampai selesai.
  6. Setelah roses penginstalan selesai klik Finish.

Buku Panduan Merakit CPU

Kali ini kita akan membahas bagaimana merakit komputer. Langakh pertama kita harus melakukan :
1. PERSIAPAN
Dalam melakukan perakitan PC sebaiknya dilakukan di ruangan tertutup dan bebas debu. Idealnya diruangan ber-AC (Air Condition). Siapkan meja kerja yang cukup lebar untuk menaruh semua peralatan dan perlengkapan, serta taruh sebuah kursi yang nyaman. Jangan merokok, karena abu rokok bisa mengotori dan merusak komponen PC, terutama prosesor. Gunakan pula lampu penerangan yang cukup kuat.
Untuk menghindari arus statik pastikan outlet listrik di rumah Anda telah dibumikan atau gunakan gelang antistatik dan sandal karet. Gelang anti-statik merupakan gelang berkabel yang salah satu ujungnya menempel pada casing PC. Jangan berdiri dengan telapak kaki telanjang atau menginjak sesuatu yang menghantarkan listrik, seperti lembar vinyl atau lembaran plastik. Sebelumnyacuci tangan Anda terlebih dahulu dan keringkan. Hal ini untuk menghindari keringat dan kotoran di tangan yang bisa menyebabkan komponen PC berkarat.

2. MEMBUKA CASING
Siapkan casing, bukalah dari dusnya dan keluarkan. Casing yang kita gunakan di sini adalah model tower dengan penutup samping. Bukalah kedua penutup samping dengan melepas keempat baut yang berada di belakang casing. Simpanlah terlebih dahulu kedua penutup samping itu di tempat yang aman.

3. MEMASANG POWER SUPPLY
Pasanglah swicthing Power Supply Unit (PSU) adapter pada tempat yang telah disediakan. Pada model tower dan middle tower, biasanya tempatnya di sisi paling atas. Lalu rekatkan dengan empat buah baut. Anda bisa mengabaikan langkah ini bila casing yang Anda beli telah menyertakan PSU di dalamnya.


4. MEMBUKA MOTHERBOARD/MAINBOARD
Bukalah box motherboard Anda, keluarkan dan letakkan motherboard tersebut di meja. Namun sebelumnya, beri alas pada bagian bawah motherboard dengan gabus yang tersedia dalam box-nya. Carilah soket chip prosesor pada motherboard. Soket tersebut memiliki lubang sesuai dengan jumlah pin pada chip. Pada salah satu sudutnya pasti ada dua lubang yang tertutup.


5. MEMASANG PROCESSOR
Lepaskan tuas pengait prosesor dengan cara menekannya lalu tarik ke atas.
Posisi pengait tersebut harus benar-benar tegak lurus, sehingga lubang soket terbuka seluruhnya. Ambillah prosesor, peganglah pada sisi-sinya. Lalu posisikan pada soket prosesor, pastikan sudut yang bertanda segitiga berada di dekat pengait. Tancapkan chip prosesor pada soket dan pastikan pinnya menancap semuanya. Berhati-hatilah, jangan sampai pinnya bengkok atau patah.

Setelah chip masuk dengan tepat ke dalam soket, turunkan kembali pengait dengan cara menekannya ke bawah. Kaitkan hingga benar-benar terkunci agar chip prosesor tidak lepas. Chip yang tidak terkunci bisa pula menimbulkan error saat komputer dijalankan.
Sebaiknya beri heatsink dan fan pada chip prosesor agar prosesor tidak cepat panas dan tahan lama. Oleskan sedikit thermal paste atau pasta pendingin di atasnya, lalu tempelkan heatsink dan kipas di atasnya.

Kuncilah kipas prosesor dengan menekan keempat kuncinya secara hati-hati. Lalu tancapkan kabel power untuk kipas ke motherboard. Letak soketnya biasanya berada di sebelah soket prosesor, cari saja yang bertuliskan CPU FAN.

6. MEMASANG RAM
Berikutnya pasang kartu memori (RAM) pada slot DIMM yang telah disediakan. Sesuaikan jenis RAM dengan motherboard yang Anda gunakan.
Mau tahu motherboard Anda mendukung jenis memori apa? Lihatlah bentuk slot memori pada motherboard. Bila slot tersebut memiliki dua pembatas antarpin, berarti jenis RAM yang harus Anda pakai SD-RAM. Sebaliknya, bila hanya ada satu pembatas pin, maka gunakan jenis DDR-RAM. Untuk memasangnya, buka terlebih dahulu kait pengunci kartu memori yang ada dikedua sisnya, lalu tancapkan kartu dengan benar. Pastikan seluruh kaki kartu tertancap pada slot. Kemudian kunci posisinya dengan memasukkan pengait pada tuas penguncinya ke lubang pada kartu memori.
7. MEMASANG CASING DAN MOTHERBOARD
Beralihlah ke casing, pasang baut alas untuk motherboard pada pelatnya. Warna bautnya biasanya keemasan dan berlubang. Baut ini biasanya disertakan pada saat Anda membeli casing PC. Bila tidak ada, maka Anda bisa membelinya di toko aksesori komputer terdekat. Pastikan penempatannya sesuai dengan jumlah dan posisi lubang baut yang dimiliki motherboard. Kemudian kencangkan baut tersebut dengan menggunakan tang.

Siapkan pula pelat penutup belakang, sebagai tempat munculnya port PS/2, USB, COM, paralel dan soundcard (biasa disebut back panel). Plat ini juga disertakan saat Anda membeli casing PC. Pasanglah pada sisi belakang casing, posisinya di bawah power supply. Setelah itu, pasanglah bautnya.
Angkat motherboard dan letakkan ke dalam casing. Posisikan motherboard dengan mencocokkan lubang bautnya tepat di atas baut-baut alas. Lalu pasang baut-baut motherboard yang telah diberi cincin isolator. Penggunaan cincin isolator hanya untuk menghindari adanya hubungan arus pendek antara jalur-jalur motherboard dengan baut. Namun demikian, desain motherboard yang ada saat ini telah mencegah adanya jalur elektronik ke seputar lubang baut. Setelah terpasang semuanya, kencangkan satu persatu dengan menggunakan obeng.


8. MEMASANG KABEL-KABEL KONEKTOR MOTHERBOARD
Pasang konektor yang berasal dari lampu LED, spiker, tombol power dan tombol reset PC ke motherboard. Letak pinnya biasanya berada di depan slot PCI. Meski harus berhati-hati, Anda tak perlu merasa khawatir pemasangan konektornya terbolak-balik. Masing-masing pin di motherboard sudah ada namanya. Tinggal sesuaikan saja namanya dengan nama konektor yang akan ditancapkan.
 Berikutnya, hubungkan konektor kabel power yang berasal dari PSU ke port power yang berada di motherboard. Port power biasanya berwarna putih dengan jumlah pin sebanyak 12 buah. Biasanya letak port power berdampingan dengan soket floppy. Model motherboard modern seluruhnya telah menggunakan konektor ATX yang diberi pengait, sehingga pemasangan konektor power tak mungkin terbalik.


 9. MEMASANG KARTU VGA
Ada dua tipe VGA, model AGP dan PCI. Model VGA yang menggunakan slot PCI biasanya terdapat pada motherboard komputer model lama. Slot PCI pada motherboard berwarna putih dan lebih panjang dibanding slot AGP yang berwarna coklat gelap. Dalam contoh ini, kita menggunakan kartu VGA model slot AGP.

 Lepas plat penutup casing yang paling dekat dengan port AGP. Gunakan tang jepit apabila pelat agak susah dibengkokkan. Tancapkan kartu VGA ke slotnya dengan perlahan dan tegak lurus. Pastikan lempeng besi pada pangkal kartu VGA masuk pada celah yang telah Anda buka. Pastikan kedudukan kartu grafis Anda sudah mantap dan tidak miring. Tekan lagi secara perlahan bila memang belum mantap. Biasanya, di samping slot AGP terdapat sebuah pengait. Geser pengait tersebut untuk mengunci kartu grafis Anda. Beberapa kartu VGA memiliki colokan untuk power tambahan. Jika ada, ambil konektor power dari power supply dan colokan ke port power yang ada di kartu VGA.
Setelah pemasangan kartu dengan kabel power-nya sudah selesai, pasangkan bautnya untuk mengencangkan posisi kartu VGA pada rangka casing. Pastikan lagi posisi kartu tersebut tidak berubah dan tidak goyah dari slotnya.
10. MEMASANG KARTU SUARA
Umumnya, kartu suara atau sound card dipasang pada slot PCI yang tersedia di motherboard. Sebelum dipasang, lepaskan dulu plat penutup casing di dekat slot PCI yang Anda inginkan. Gunakanlah tang untuk membuka plat tersebut agar mudah. Caranya sama seperti awal pemasangan kartu VGA. Putuskan penghubung plat dengan casing dan cabutlah platnya. Sebaiknya, slot PCI yang digunakan untuk pemasangan kartu suara ini posisinya tidak terlalu dekat dengan kartu VGA.
Ambil kartu suara Anda, lalu tancapkan ke slot PCI tersebut secara perlahan dan tegak lurus. Pastikan lempeng besi pada pangkal kartu VGA masuk dengan pas pada celah yang telah Anda buka. Kencangkan posisinya dengan pemasangan baut.

11. MEMASANG KONEKTOR USB
Motherboard menyisakan dua pasang pin USB yang bisa Anda manfaatkan untuk memasang port USB tambahan di bagian depan PC. Maka bila Anda memiliki kartu untuk memasang port USB/USB2 dan kartu Firewire tambahan, maka pasanglah juga.

12. MEMASANG KIPAS TAMBAHAN
Anda bisa memasang kipas tambahan pada casing untuk menjaga sirkulasi udara di dalam PC tetap normal. Tambahkan dua kipas, masing-masing di muka dan satunya di belakang. Kipas di muka berfungsi untuk menyedot udara, sedangkan kipas belakang untuk mengeluarkan udara dari dalam PC. Gunakan baut yang sesuai dengan lubang kipas untuk menguatkannya. Pasang konektor power-nya dengan konektor power dari kotak power supply.

13. MEMASANG HARD DISK
Siapkan hard disk. Pertama, aturlah jumper pada hard disk. Jumper ini ada di bagian belakang hard disk dan memiliki lima pasang pin. Bila hard disk yang akan Anda pasang cuma satu, maka tempatkan jumper ke posisi “MASTER”. Jika yang dipasang ada dua hard disk, maka cabut jumper hard disk ke dua dan tempatkan pada posisi “SLAVE”. Petunjuk pemasangan jumper biasanya ada pada sisi atas hard disk.
Biasanya, posisi jumper pada hard disk baru akan langsung berada pada posisi master. Jika, belum, cabutlah jumper dengan tang. Kemudian pasang pada posisi master. Anda bisa mengenali pin untuk master dengan melihat inisialnya. Biasanya sih pin untuk master berinisial “DS (MASTER)”, atau sepasang pin paling kiri. Pasang jumper secara vertikal dengan menancapkannya langsung ke pin.

14. MEMASANG KABEL DATA
Pasang kabel data IDE jenis ATA/66 pada port data di belakang hard disk yang punya 49 pin (24 pasang + 1 pin). Pemasangannya cukup mudah. Agar pemasangan pas, bagian yang tak berlubang dari ujung kabel data harus dipaskan ke bagian port yang tak ada pinnya. Cara lain yang lebih sederhana yaitu dengan melihat penanda warna pada kabel. Bagian yang berwarna merah harus ditempatkan dekat dengan soket power untuk hard disk. Lalu, pasang ujung satunya dari kabel data tersebut pada soket IDE 1 atau primary IDE pada motherboard (biasanya sih berwarna biru dan ditandai dengan tulisan “IDE1 Primary”). Cara pemasangannya sama dengan pemasangan ke hard disk .
Pasanglah kabel power dari power supply ke hard disk. Port kabel power ini punya 4 pin berukuran besar. Pasang dengan pas hingga seluruh ujung konektornya mentok. Setelah itu pasang hard disk pada drive bay berukuran 3,5 inci. Drive bay tersebut biasanya juga cocok untuk memasukkan floppy drive. Jika sudah pas, pasanglah bautnya.



15. MEMASANG FLOPPY DRIVE
Kini, siapkan floppy drive. Ruang untuk menempatkan floppy drive ini mudah dikenali, yaitu ditandai dengan adanya lubang untuk memasukkan floppy disk (disket) di bagian depan casing. Tempatkan floppy drive tepat di belakang lubang tersebut. Kalau casing PC Anda bisa dilepas bagian depannya, maka masukkan saja floppy drive dari depan.
Dalam jenis casing tertentu, seperti yang kita pakai ini, Anda perlu mencocokkan lubang disket pada floppy drive dengan posisi lubang disket yang telah disediakan casing. Jajallah untuk memasukkan disket pada lubang di casing. Itu akan membantu Anda dalam mencocokkannya. Jika sudah pas, pasang baut untuk mengencangkan posisinya.
Saatnya memasang kabel data. Kabel data untuk floppy drive berukuran lebih kecil dibandingkan kabel data lain. Anda bisa dengan mudah mengenalinya kok, karena tidak seperti kabel data untuk hard disk, kabel data untuk floppy ini terpilah-pilah (lihat gambar). Walau begitu konektornya tetap satu. Nah, pasang deh ujung kabel tersebut ke port data berisi 17 pasang pin di belakang floppy drive. Pastikan bagian kabel yang berwarna merah/biru berada di dekat port power. Pasang ujung kabel data lainnya ke port IDE FLOPPY di motherboard. Port tersebut biasanya ada di bawah IDE primary dan secondary. Setelah itu, pasang kabel power dari power suply ke CPU.

16. MEMASANG CD/DVD DRIVE
Ruang untuk CD/DVD drive berukuran 5,25 inci dan berada di atas floppy drive dan hard disk. Sebelum menempatkan CD/DVD drive, buka dulu penutup bay-nya. Biasanya, penutupnya ada dua lapis, penutup dari plastik dan lempengan logam. Untuk membuka penutup plastik, tinggal tekan pentupnya dari bagian dalam. Sedangkan, untuk membuka yang logam, Anda perlu tang untuk memotongnya, karena penutup ini menyambung dengan rangka casing.
Sebelum memasang, pastikan posisi jumper. Port jumper di CD/DVD drive optik terdiri dari tiga pasang pin. Jika Anda ingin menjadikan drive tersebut menjadi drive utama atau pertama, tempatkan jumper-nya pada bagian master. Sebaliknya, jika ingin dijadikan drive sekunder atau slave, taruh jumper-nya pada posisi slave.
Sekarang masukkan drive ke dalam bay yang telah disiapkan tadi. Posisikan dengan tepat, sehingga posisi depan drive pas dengan permukaan depan casing. Setelah itu pasanglah baut pengencangnya.
Kemudian pasanglah kabel data jenis Ultra ATA 33 untuk menghubungkan drive dengan motherboard. Jenisnya sama dengan kabel data untuk hard disk, maka cara pemasangannya pun sama. Pasang salah satu ujung kabel ke port data di belakang CD/DVD drive. Lalu, pasangkan ujung lainnya ke port IDE 2 atau secondary IDE pada motherboard (biasanya berwarna hitam dan posisinya di samping port IDE primary).
Pasang kabel CD audio (ada pada paket CD/DVD drive yang Anda beli) pada port audio di belakang CD/DVD drive yang memiliki empat pin kecil. Kemudian pasangkan ujung lainnya pada kartu suara, tepatnya pada sepasang pin yang bertuliskan”CD IN”.
Setelah itu pasanglah kabel power untuk CD/DVD drive. Pemasangannya sama saja dengan pemasangan kabel power untuk hard disk. Ambil saja salah satu kabel power dari power supply dan pasangkan pada port power (dengan 4 pin besar) yang ada di belakang drive.
Setelah seluruh step di atas dilaksanakan, maka selanjutnya lakukan pengujian  terhadap PC yang baru saja Anda rakit. Pasanglah keyboard terlebih dahulu pada CPU, lalu hubungkan monitor dengan CPU melalui kabel VGA. Selanjutnya, colokkan kabel power dari masing-masing monitor dan CPU ke sumber PLN. Jika semua sudah terpasang dengan baik, maka tekanlah tombol power (ON) pada CPU dan monitor.
Good Luck............................/../,./,

Saturday, November 10, 2012

Faktor Penyebab Komputer mati mendadak/seketika

Gangguan pada komputer yg mati mendadak  terbagi 2, gangguan pada system Hardware dan Software.  Matinya komputer secara mendadak disebabkan oleh banyak hal antara lain :
1. Dari sisi software, system telah terinfeksi sejenis virus yg mengganggu system Shoutdown, system restart serta adanya code malicious yaitu kode virus yg terusmenerus memanggil system komputer secara ilegal, sehingga komputer berjalan tanpa diperintah untuk melakukan perintah ilegal tersebut, misalnya melakukan shoutdown dan restart.  Ke dua system komputer corupt, disebabkan gagal startup dan recovery pada saat komputer baru dihidupkan, hal tersebut disebabkan instalasi program (software) yg konflik dan tidak kompatable dengan system komputer membuat system komputer menjadi tidak stabil dan corupt
2.  Dari sisi Hardware
Matinya komputer secara mendadak, pertama power supply sudah mau mati, kedua kipas processor tidak berfungsi dengan baik, kadang hidup kadang mati,menyebabkan processor kepanasan sehingga respon dari
system bios yang disetting pada temperatur tertentu segera merestart atau mematikan komputer tujuannya supaya processor dan motherboard tidak terbakar, hal ini telah menjadi standar keamanan yg telah dibuat para produsen motherboard untuk keamanan PC.
Semoga bermanfaat.......

Cara mengatasi PC / Laptop mati Mendadak

Jika anda mengalami Komputer Mati dengan tiba-tiba atau Tidak Mau Nyala coba tips ini (barangkali manjur)…
Buat sobat yang komputernya mati, tidak mau menyala sama sekali atau kadang hanya sampai tampilan awal kemudian berhenti / hang. Untuk mengetahui dan memecahkan masalah komputer tersebut, ada beberapa tips yang bisa dilakukan, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Komputer yang mati/ hang sebelum masuk ke sistem operasi penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut Tips yang bisa sobat praktekkan dan hampir selalu berhasil. Pilih yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, atau lakukan secara bertahap.
  • Cek Kabel, mulai dari Kabel yang masuk ke UPS/Stabilizer, kabel Power ke Monitor, kabel Monitor ke CPU dan kabel yang masuk ke Komputer. Pastikan pemasangannya telah sesuai dan kencang, serta arus listriknya ada dan cukup.
  • Jika terdapat CD-ROM / DVD-ROM dan bisa dibuka/tutup, maka kemungkinan permasalahan ada di komputer (CPU), mulai dari kabel power yang masuk ke motherboard atau motherboard itu sendiri, cek pemasangan kabelnya.
  • Jika dua langkah diatas sudah dicek, dan masih belum menyala, matikan komputer dan Reset BIOS di Motherboard. Caranya bisa dilihat di buku panduan motherboard, dan cari menu Reset BIOS. Biasanya untuk mereset BIOS dapat dilakukan pada Jumper 1 (JP1). Disana ada 3 pin, yang 2 diantaranya dihubungkan dengan sebuah konektor kecil. Untuk mereset, tinggal melepas dan memasang di 2 pin yang satunya. Misalnya 3 pin tersebut 1,2,3 dan pin 1 dan 2 sudah terhubung, maka untuk mereset tinggal melepas dan memasang di pin 2 dan 3. Biarkan sekitar 30 detik atau lebih kemudian kembalikan seperti semula. Nyalakan komputer.
  • Jika BIOS telah di reset dan masih tidak menyala, coba lepas Baterai CMOS, yang ada di motherboard. Diamkan sekitar 1 menit, kemudian dipasang kembali dan nyalakan komputer. Jika baterai sudah cukup lama, lebih dari 3 tahun, ada baiknya diganti dengan yang baru. Apalagi jika jam di komputer sering tidak cocok.
  • Jika kipas Processor / VGA berputar, tetapi komputer masih belum menyala, maka kemungkinan ada yang tidak beres dengan BIOS motherboard atau Motherboard memang sudah rusak. Mungkin BIOS perlu di Update, tetapi sebelum update, komputer harus bisa menyala (masuk BIOS) terlebih dahulu. Untuk melakukan hal itu, coba lepas kabel Hardisk, CD-ROM, Floppy. Kemudian, lepas Memori komputer (RAM) dan ganti di slot yang lain atau gunakan memori komputer lain. Hal ini mungkin harus diulangi sampai beberapa kali, hingga ada tanda-tanda kehidupan…
  • Jika CPU sudah kelihatan bekerja, hardisk berputar dan lampu led CPU berkedip-kedip tetapi monitor tidak ada tampilannya, maka kumungkinan VGA ( Kartu Grafis) komputer yang bermasalah. Coba ganti dengan VGA lain atau cek VGA tersebut di komputer lain (Hal ini jika VGA tidak jadi satu dengan motherboard).
Jika dengan semua langkah diatas, komputer juga belum menyala, mungkin komputer perlu di service orang yang lebih ahli. Untuk mengetahui lebih detail permasalahan motherboard atau ingin menjadi teknisi, sebaiknya membeli sebuah alat khusus yang disebut PC Analyzer, yang memang dirancang untuk mengetahui kerusakan motherboard. Silahkan berbagi pengalaman anda mengenai komputer yang tiba-tiba mati dan tidak mau menyala.. semoga bermanfaat.
Informasi
CPU yang dimaksud diatas adalah Motherboard, Memori, CPU, Power Supply, Hardisk, Floppy dan komponen lainnya yang ada dalam Casing Komputer, selain monitor. Meskipun sebenarnya CPU adalah Central Processing Unit (Processor), misalnya Pentium4, AMD dsb.

Terima kasih.......tinggalkan coment yo Mas brooooo